LARANTUKA – Dalam mewujudkan Peraturan Menteri ESDM No 36 tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Tertentu secara Nasional, Badan Pengaturan Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) terus melakukan pemantauan. Monitoring usai Natal dan menjelang Tahun Baru 2018 dilakukan hingga Pulau Laratuka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai lokasi yang masuk dalam wilayah Terluar, Terdepan,dan Tertinggal (3T).
Pemantauan di Larantuka itu dilakukan Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa usai melakukan pantauan di Pulau Rote. Langkah maraton BPH Migas itu untuk memastikan jalannya program BBM Satu Harga di berbagai wilayah pelosok Indonesia.
Dalam pantauan di Pulau Flores itu, Stok BBM di Terminal BBM Larantuka masih dalam ambang aman. Stok untuk premium sekitar 7-8 hari kedepan sedangkan untuk solar mempunyai stok hingga 10 hari kedepan. “Kondisi ini menujukkan bahwa program BBM Satu Harga pada masa natal dan Tahun Baru berjalan dengan baik,” ungkap Fanshurullah di Larantuka, Rabu(27/12/2017).
Menurut Kepala BPH Migas, ketersediaan dan distribusi yang baik menjadi aspek penting dalam mewujudkan BBM Satu Harga terutama di wilayah 3T, karena dengan pasokan dan ketersediaan yang terjaga akan mengamankan pelaksanaan Program BBM Satu Harga sebagai perwujudan Sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Penyalur (SPBU) di Maumere sendiri ada dua yang beroperasi memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kapasitas SPBU pertama adalah 20 ton untuk Jenis BBM Pertalite, 20 ton untuk Jenis BBM Premium dan 15 tom untuk Jenis BBM Solar yang didistribukan untuk konsumen industri kecil, sedangkan SPBU kedua berkapasitas untuk solar berkapasitas 20 ton, serta pertamax dan premium masing-masing 20 ton. Untuk TBBM di Larantuka terdapat dua tangki yang masing-masing berkapasitas 500 ton premium dan solar.
Dengan kondisi pasokan dan ketersediaan yang ada, maka Wilayah Larantuka dan sekitarnya dapat dikatakan aman, sehingga masyarakat dapat menikmati libur dalam menyambut Tahun Baru 2018.