JAKARTA. Pembangunan infrastruktur seperti kilang dalam rangka untuk menjaga ketahanan energi penting untuk dilakukan. Apalagi infrastruktur yang ada saat ini telah berusia hampir 30 tahun-an.
“Untuk membentuk ketahanan energi kita harus bangun infrastruktur seperti kilang. Kita punya tua-tua semua sudah 30 tahunan dan itu harus direkapitalisasi lagi,” kata Kepala Badan Pengatur Hilir Migas, Dr. Ir. Andy Noorsaman Sommeng, DEA, di ruang kerjanya, Selasa (24/04/2012).
Ditambahkan Andy, pembangunan kilang baru tidak hanya akan mengurangi ketergantungan kita terhadap luar tapi juga bisa menyerap banyak tenaga kerja yang diciptakan.
Hitungan Pertamina yang hanya memiliki ketahanan 21 hari dinilai Andy akan sangat berbahaya. Oleh karena itu seharusnya Pemerintah, privat company juga harus punya storage-storage sehingga ketahanan energi bisa sampai 6 bulan.
“Itu penting. Konsen BPH Migas itu ketersediaan. Dengan ketersediaan tentunya masyarakat mendapatkan harga energi yang terjangkau (affordable),” ujarnya.
Dicontohkan Andy, di Indonesia Timur, masyarakatnya tidak pernah memperhitungkan harga. Buat mereka yang penting adalah ketersediaan BBM. “Mereka sudah biasa dengan harga Rp. 20.000. Yang penting barang (BBM) itu ada,” pungkas Andy.
Untuk menjaga ketahanan energi khususnya di Indonesia Timur, tentunya diperlukan partisipasi Pemda. Pemerintah pusat akan kesulitan melakukan penyediaan agar ketersediaan stok BBM terpenuhi apabila Pemda tidak membangun fasilitas seperti pelabuhan untuk memasukan minyak. Kalau tidak ada pelabuhannya pasti akan susah.
“Harusnya Pemerintah daerah atau kabupaten menyediakan itu. Kalau bisa mereka juga menyediakan yang namanya fasilitas penyimpanan,” tandasnya.
Selain itu, untuk peningkatan ketersediaan BBM di wilayah Indonesia Timur, BPH Migas meminta kepada PT Pertamina untuk kembali mengoperasikan Kilang Kasim, karena kalau kilang tersebut beroperasi kembali dapat meningkatkan ketersediaan BBM di wilayah tersebut.
“Saya minta kepada Pertamina supaya tolong yang di Kilang Kasim itu dioperasikan lagi. Dari laporannya BP Migas bahwa disana ada minyak untuk feed in kepada Kilang Kasim sebesar 9000 barel per day. Sedangkan kapasitas kilang itu 10.000 barel. Kami akan senang kalau itu beroperasi karena ketersediaan akan meningkat,” imbuhnya.