Rencananya, pengawasan kondisi penyediaan dan pendistribusian akan dilaksanakan di Melonguane, Kab. Kep. Talaud. Namun, cuaca buruk diwilayah tersebut membuat Tim BPH Migas tidak dapat melanjutkan penyeberangan laut ke Melonguane dan ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi di Kantor PT. Pertamina Cabang Manado. Walaupun demikian, keseriusan pemerintah dalam menjamin ketersediaan dan pendistribusian selama Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 terlihat dari langkah antisipatif terkait pengaturan pengaturan pengiriman dan stock di penyalur Melonguane.
Sebagaimana diketahui sebelumnya melalui laporan PT. Pertamina Cabang Manado bahwa sejauh ini kondisi penyediaan dan pendistribusian di Melonguane masih berjalan normal dan terkendali. Walaupun demikian sebelum adanya SPBU kebutuhan masyarakat dilayani oleh 20 pangkalan atau pengecer. Adapun suplai pasokan BBM ke sejumlah SPBU menggunakan kapal tongkang dengan perhitungan jarak tempuh waktu sekitar 20 Jam perjalanan dari terminal BBM Bitung, Sulawesi Utara.
Tim BPH Migas pada titik pantauan Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, saat ditemui di lapangan menjelaskan berbagai hal sedang dilakukan BPH Migas untuk mengantisipasi dampak kekurangan pasokan di Kepulauan Talaud mengingat sulitnya akses dalam pemenuhan pasokan.
Diketahui saat konferensi pers, dalam menjalankan tugasnya, BPH Migas secara makro sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait. Di antaranya Direktorat Jenderal Migas, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, PT Pertamina (Persero), AKR Corporindo, PT Perusahaan Gas Negara (Perser0)tbk/PGN , Pertagas Niaga, dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN.
Secara Nasional BPH Migas menjelaskan, puncak konsumsi BBM diprediksi akan terjadi pada 23 Desember 2017 dengan volume 114.876 kiloliter (KL), naik 26,3% dibandingkan konsumsi normalnya. Sementara itu puncak konsumsi BBM Solar diprediksi 44.456 kiloliter (KL) atau naik 16,4% dibandingkan konsumsi normal.
Sumber : Indostreetnews