Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melakukan pemantauan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Pemantauan yang dilakukan Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi ini bertujuan untuk memastikan pelayanan penyediaan BBM kepada masyarakat berjalan dengan baik.
Saat pemantauan data penyimpanan Closed Circuit Television (CCTV) di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), ditemukan penyimpanan hasil rekam CCTV belum mencapai 30 hari.
“Jadi baru bisa meng-cover 24 hari. Kita sampaikan dalam minggu ini hard disk penyimpanan diganti dengan kapasitas yang lebih besar. Sehingga, bisa menyimpan minimal 30 hari,” ujarnya di salah satu SPBU di Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (24/8/2024).
Selanjutnya, dilakukan juga pengecekkan Automatic Tank Gauge (ATG) dan tangki timbun. Setelah dicek, tidak ditemukan kandungan air di tangki timbun. Manajer SPBU diminta selalu melakukan kalibrasi terkait angka yang ada di ATG.
“Agar angka akurat, sama dengan kondisi riil yang ada di tangki timbun,” pintanya.
Iwan juga berdiskusi dengan masyarakat yang mengisi BBM. Salah satu konsumen menyampaikan bahwa dirinya belum bisa mendaftarkan QR Code untuk membeli Jenis BBM Tertentu Minyak Solar.
“Kami sarankan untuk menghubungi Pertamina Patra Niaga Marketing Operation Region (MOR) IV, khususnya Sales Branch Manager setempat. Agar kebutuhan konsumen bisa terakomodir,” ujarnya
Dalam pemantauan ini iwan juga mengimbau pengguna BBM agar dapat menggunakan BBM yang lebih bersih dan lebih ramah lingkungan.
Terkait kegiatan monitoring BPH Migas ini, Pihak SPBU mengucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan BPH Migas.
“Ke depannya pasti kita tingkatkan pelayanan. Masukan dari BPH Migas insyaAllah akan djalankan untuk perbaikan kami,” ujar Zuliyanto, Manajer salah satu SPBU yang dikunjungi
