Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip dan Proyek-Proyek Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Diresmikan

urip1Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung didampingi oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo hari ini, Rabu (8/10) melakukan peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip dan beberapa proyek sektor ESDM  di Bojonegoro, Cepu, Jawa Timur.

Acara ini dihadiri oleh Anggota Komisi VII DPR RI, Gubernur Jawa Timur dan Jawa Tengah, Pejabat Eselon I KESDM, Plt. Kepala SKK Migas, Kepala BPH Migas, Plt. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Direktur Utama PT PLN (Persero), Para Pimpinan Mobil Cepu Ltd, dan Direktur Utama PT Geo Dipa Energi.

Dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Total investasi Proyek-Proyek Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral yang diresmikan sebesar USD 7,388 Milyar. Sedangkan, terdapat satu Proyek yaitu Pipa Transmisi Gas-Bumi Arun-Belawan yang masih dalam tahap penyelesaian dalam waktu dekat dan investasi proyek tersebut sebesar USD 586,04 Juta.

Beberapa proyek yang diresmikan adalah:

1. Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip Wilayah Kerja Blok Cepu

Bertindak sebagai operator Lapangan Banyu Urip adalah Mobil Cepu Ltd. (MCL) anak perusahaan ExxonMobil bermitra dengan PT. Pertamina EP Cepu dan empat perusahaan milik pemerintah daerah, yaitu PT. Sarana Patra Hulu Cepu (Propinsi Jawa Tengah), PT. Asri Dharma Sejahtera (Kabupaten Bojonegoro), PT. Blora Patragas Hulu (Kabupaten Blora) dan PT. Petrogas Jatim Utama Cendana (Propinsi Jawa Timur).

Puncak produksi sebesar 165.000 bopd dan Kapasitas terpasang sebesar 185,000 bopd. Total Investasi proyek sebesar 2,525 Milyar. Pembangunan Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip menciptakan lebih dari 12.700 kesempatan kerja dan kesempatan usaha bagi lebih dari 650 sub kontraktor.

2. Kilang LNG Donggi Senoro

Total sumber gas bumi untuk rencana Kilang LNG PT. DSLNG sebesar ± 335 mmscfd yang diperoleh dari Blok Senoro dan Blok Matindok, dengan kapasitas desain LNG sebesar 2 Juta Ton/Tahun dan total investasi sebesar USD 2,8 M. Kepemilikan DSLNG terdiri dari PT Pertamina Hulu Energi, PT Medco LNG Indonesia  dan Sulawesi LNG Development Ltd.

3. PLTU di provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Lampung,Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat.

  • PLTU Nanggroe Aceh Darussalam-Nagan Raya Unit 1dan 2, kapasitas 2×110 MW, untuk pasokan listrik terutama di wilayah Aceh dan Sumatera Utara dan potensi penghematan BBM sekitar 195 ribu kilo liter atau setara Rp 1,67 triliun per tahun
  • PLTU Kepulauan Riau-Tanjung Balai Karimun, kapasitas 2×7 MW, untuk pasokan listrik di Pulau Karimun dan potensi penghematan BBM sekitar 24 ribu kilo liter atau setara Rp 212 milyar per tahun.
  • PLTU Sumatera Barat-Teluk Sirih, kapasitas 2×112 MW, untuk pasokan listrik terutama di wilayah Sumatera Barat dan potensi penghematan BBM sekitar 397 ribu kilo liter atau setara Rp 3,4 triliun per tahun.
  • PLTU Lampung-Tarahan Baru Unit 1, kapasitas 100 MW, untuk pasokan listrik di wilayah Lampung dan potensi penghematan BBM sekitar 177 ribu kilo liter atau setara Rp 1,5 triliun per tahun.
  • PLTU 2 Jawa Barat-Pelabuhan Ratu, kapasitas 3×350 MW, untuk pasokan listrik terutama di wilayah Palabuhan Ratu, Jawa Barat bagian selatan, dan sistem Jawa Bali.
  • PLTU 3 Jawa Timur-Tanjung Awar-Awar Unit 1, kapasitas 350 MW, untuk pasokan listrik di Jawa Timur dan sistem Jawa Bali pada umumnya.
  • PLTU Sulawesi Selatan-Barru, kapasitas 2×50 MW, untuk pasokan listrik di wilayah Sulawesi Selatan dan potensi penghematan BBM sekitar 177 ribu kilo liter atau setara Rp 1,5 triliun per tahun.
  • PLTU Sulawesi Tenggara-Kendari Unit 1, kapasitas 10 MW, untuk pasokan listrik terutama di wilayah Sulawesi Tenggara dan potensi penghematan BBM sekitar 17 ribu kilo liter atau setara Rp 151 milyar per tahun
  • PLTU Lombok-Mataram NTB unit 3, kapasitas 25 MW, untuk pasokan listrik di wilayah Lombok dan potensi penghematan BBM sekitar 44 ribu kilo liter atau setara Rp 379 milyar per tahun.

Sektor ketenagalistrikan telah memberikan kontribusi dalam penyediaan infrastruktur tenaga listrik khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, dengan total daya sebesar 1.983 MW dan total investasi sebesar USD 1,569 Milyar.

4.  PLTP Patuha (1×55 MW), Patuha, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Pengusahaan area Patuha dilaksanakan oleh PT. Geo Dipa Energi, di Wilayah Kuasa Pengusahaan Sumber Daya Panasbumi Pengalengan. Total investasi Proyek PLTP Patuha sekitar USD 144 juta. Saat ini PLTP Patuha 55 MW telah mulai proses sinkronisasi dengan jaringan PT PLN, dan diharapkan produksi listrik yang dihasilkan dapat meningkatkan kehandalan sistem jaringan transmisi listrik utama Jawa – Madura – Bali (Jamali) PLN.

5. Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Gresik-Semarang

Panjang Pipa gas 267 km, dengan kapasitas sebesar 500 mmscfd , dimulai dari Tambak Lorok, Semarang menuju Gresik, dengan investasi sebesar USD 350 juta. Pipa Transmisi Gas Bumi Gresik Semarang merupakan Penghubung infrastruktur gas dari Barat ke Timur pulau Jawa sehingga menjadi “energy hub” yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

6. Pipa Transmisi Gas Bumi Arun-Belawan (on-going project)

Panjang Pipa gas kurang lebih 350 km, dimulai dari PT. Arun LNG sampai dengan PLTGU Belawan. Kapasitas sebesar 300 mmscfd, dengan investasi sebesar USD 586,04 juta.

Diharapkan dengan diresmikannya proyek-proyek energi dan sumber daya mineral ini, dapat terwujud infrastruktur yang handal dan bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara, guna pembangunan berkelanjutan dan terwujudnya kesejahteraan rakyat.

BAGIKAN

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on email
Email
Share on telegram
Telegram

BERITA TERKAIT