Barito Utara – Untuk mencapai Gunung Purei, Barito Utara, Kalimantan Selatan membutuhkan waktu 12 jam dari kota Palangkaraya, Ini adalah daerah terdepan Barito Utara, yang sudah lama menikmati BBM dengan harga yang cukup tinggi yaitu lebih dari Rp10.000,-.

Dalam rangka mewujudkan Nawacita Presiden Joko Widodo melalui aturan yang dikeluarkan oleh Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) No 36 tahun 2016 yaitu mengatur mengenai percepatan pemberlakuan satu harga jenis bahan tertentu, dan jenis bahan bakar khusus penugasan secara nasional, maka Pemerintah (Kementrian ESDM dan BPH Migas) melakukan peresmian Bahan Bakar Minyak (BBM) 1 harga di Kecamatan Gunung Purei, Kabupaten Barito Utara, Prov. Kalimantan Tengah.

Hadir dalam agenda tersebut Tenaga Ahli Menteri ESDM Sampe L.Purba, BPH Migas yang di wakili oleh Narcicy Makelaw selaku Humas Badan Pengatur Hilir minyak dan Gas (BPH) Migas, Asisten 1
Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemda mewakili Bupati Barito Utara Hendro Nakalelo
dan Sales Executive Retail mewakili GM MOR VI Anditya Anwar.

Sampe L.Purba mengatakan perjalanan 2 hari bersama Tim BPH Migas yang cukup melelahkan hilang seketika dengan melihat antusiasme masyarakat yang hadir dalam pembukaan BBM 1 harga siang ini. “Kecapaian dalam perjalanan menuju kesini, selama 2 hari ini hilang seketika begitu melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa,” tuturnya dalam sambutan, Kamis (15/11).

Purba juga mengatakan kesabaran serta kesadaran dari seluruh masyarakat kita harus terus tumbuh dalam mewujudkan cita cita luhur tersebut, yaitu pemerataan harga BBM diseluruh Indonesia, karena masyrakat yang berada di NKRI adalah satu tarikan nafas.

Purba berharap dengan adanya SPBU tersebut masyarakat Barito Utara khususnya Gunung Purei lebih terlayani dan memacu pertumbuhan ekonomi.

“Kami berharap dengan terbangunnya SPBU Kompak ini, masyarakat dikabupaten Barito Utara lebih terlayani dan dapat memaicu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Barito Utara. Bantuan partisipasi dari Pemda juga diharapkan sehingga program pemerintah ini tepat sasaran agar kesabaran serta kesadaran dari seluruh masyarakat kita,” kata Purba.

Anditya Anwar juga mengatakan peresmian di Gunung Purei adalah titik yang ke 94 dari target 160 titik hingga akhir 2019. Ia menambahkan pasokan akan didatangkan dari terminal Banjarmasin dengan mengunakan moda transportasi darat.

Dimana estimasi pasokan untuk Gunung Purei sendiri sebanyak 25.000 liter jenis premium dan 10.000-15.000 liter untuk BBM jenis solar per bulan dengan harga, Rp 6.450/liter untuk premium dan Rp 5.150/liter untuk solar.

“Angka ini akan terus dievaluasi menyesuaikan kebutuhan di masyarakat, pada pelaksanaannya pendirian lokasi penyalur satu harga di wilayahb 3T (Terdepan, Tertingal dan Terluar) diperlukan upaya yg tidak mudah dan biaya tidak murah mengingat lokasi yg relatif sulit terjangkau dan sarana infrastruktur yang terbatas,” ungkap Aditya.

Aditya juga meminta kepada pemerintah daerah dan seluruh masyyarakat SPBU dijaga dan dimanfaatkan dengan baik agar memberikan dampak positif di masyarakat Gunung Purei.

Hal serupa dikatakan Hendro Nakalelo mengajak seluruh lapisamn masyarakat untuk dapat ikut menjaga, dan merawat SPBU yang baru diresmikan ini agar terus berkelanjutan serta tepat sasaran.

“BBM di Gunung Purei adalah salah satu yang sangat penting sekali, disamping listrik serta kondisi infrastruktur yang bagus, bbm adalah sangat penting untuk mendukung kehidupan dan mengerakkan roda perekonomian masyarakat, dimana harga yag selama ini dimasyarakat adalah Rp 10.000 ditingkat eceran” ungkapnya.

Ia menambahkan untuk itu pemerintah daerah sangat berterima kasih kepada pertamina, daerah yang terluar di daerah Barito Utara ini mendapatkan perhatian. ***

BAGIKAN

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on email
Email
Share on telegram
Telegram

BERITA TERKAIT