Hilirisasi Gas Bumi, Dorong Peningkatan Perekonomian Nasional

Hilirisasi gas bumi bertujuan untuk meningkatkan penyerapan gas ke dalam negeri. Hilirisasi sektor gas bumi juga memiliki peran penting dalam peningkatan perekonomian nasional. Untuk itu, diperlukan integrasi antara pengembangan infrastruktur gas bumi dan industri hilir sebagai konsumen pengguna.

“Untuk mendongkrak penyerapan gas bumi ke dalam negeri, yang pada akhirnya mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat, serta ekonomi nasional. Dalam pemanfaatan gas bumi, tentunya kita perlu akselerasi ketersediaan produksi gas hulu baik sebagai sumber gas pipa langsung atau moda LNG yang dapat diintegrasikan bersama BPH Migas sebagai integrator dalam penyediaan fasilitas infrastruktur serta target dari hilirisasi di sektor industri sebagai konsumen pengguna,” ungkap Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas pada Diskusi Panel Gas Bumi dengan topik Integrasi Pengembangan Gas Bumi dan Industri Hilirisasi dalam Rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi, di Jakarta, Kamis (12/12/2024). Diskusi Panel ini merupakan bagian dari acara Hilir Migas Conference, Expo & Awards 2024.

Menurut Wahyudi, sumber gas bumi di Indonesia masih sangat banyak sehingga dapat diprioritaskan pemenuhannya didalam negeri, baik untuk industri strategis dan penyediaan energi aman dan ramah lingkungan pada masyarakat melalui Program Jargas, sekaligus mendukung proses transisi energi. Percepatan hilirisasi bergantung pada pengembangan infrastruktur gas bumi. Hal ini tentu membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

“Keberhasilan dalam pengembangan infrastruktur gas bumi akan bergantung pada kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, serta investasi pelaku industri pengguna gas bumi,” ujarnya.

Optimalisasi pemanfaatan gas bumi untuk dalam negeri sejalan dengan program Pemerintah dalam melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Mirza Mahendra menjelaskan, pengembangan industri hilirisasi memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya adalah bagaimana meningkatkan konsumsi gas bumi untuk pembangkit listrik, industri komersial dan rumah tangga.

“Terkait dengan peningkatan hilirisasi, kami memastikan pasokan gas bumi aman. Terkait Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) masih mengikuti peraturan,” jelasnya.

Dengan adanya dukungan terhadap hilirisasi industri gas bumi, Indonesia diharapkan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan, serta membuat peluang baru dalam sektor industri gas bumi. Menurut Mirza, untuk kebutuhan gas akan dipenuhi. Mengoptimalkan dengan jaringan eksisting dan kemudian menginterkoneksikannya  sehingga menjadi peluang baru dalam sektor industri gas bumi.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Industri dan Tekstil Kementerian Perindustrian Kris Sasono Ngudi Wibowo mengatakan, dalam pengembangan industri hilir ini Pemerintah juga memfasilitasi percepatan pembangunan industri hilir gas bumi.

“Melalui berbagai insentif fiskal dan non fiskal, termasuk pengurangan pajak dan kemudahan perizinan yang bisa menarik investor untuk berinvestasi,” ucapnya.

Direktur Hilirisasi Minyak dan Gas Bumi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Muhammad Nasir Udin Latif menjelaskan, roadmap hilirisasi investasi strategis yang telah disusun sejak tahun 2022. Fokus utama dari roadmap tersebut adalah sektor prioritas seperti mineral dan batubara, migas, perkebunan, kehutanan, serta sektor perikanan.

“Salah satu sorotan utama adalah hilirisasi gas bumi, yang diproyeksikan sebagai sektor kunci untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Gas bumi merupakan bahan baku utama untuk industri petrokimia, termasuk untuk memproduksi metanol dan amonia, yang memainkan peran vital dalam industri hilir,” jelasnya.

Muhammad Nasir menyarankan agar pelaku industri bisa memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang telah disediakan oleh Pemerintah, untuk memperoleh berbagai fasilitas dan insentif yang mendukung pembangunan infrastruktur industri hilir.

Sementara, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT PGN Tbk, Harry Budi Sidarta mengungkapkan bahw PGN telah membangun jaringan pipa gas yang sebagian besar infrastruktur pipa ini berada di pulau Sumatera dan Jawa.

“Dengan adanya infrastruktur pipa gas yang solid, PGN dapat memastikan pasokan gas yang efektif dan efisien ke konsumen, khususnya untuk sektor-sektor industri yang memanfaatkan gas bumi dalam proses produksinya,” ujar Harry.

Ketua Umum Ikatan Perusahaan Gas Bumi Indonesia Eddy Asmanto juga mendorong optimalisasi pemanfaatan jaringan pipa gas bumi yang telah terbangun. Menurutnya, saat ini telah terbangun jaringan pipa gas bumi yang melintasi berbagai wilayah di Indonesia dan pemanfaatannya perlu terus dioptimalkan.

“Perlu ada upaya untuk meningkatkan  kinerja dan efisiensi sistem distribusi gas bumi, baik di wilayah yang surplus maupun defisit gas,” jelasnya.

BAGIKAN

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on email
Email
Share on telegram
Telegram

Leave a Reply

BERITA TERKAIT