Jaringan gas bumi (Jargas) untuk rumah tangga merupakan salah satu upaya Pemerintah mewujudkan ketahanan energi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk memastikan keamanan aset dan fasilitas penyaluran gas bumi yang dibangun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta jargas mandiri, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melakukan monitoring jargas di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis dan Jumat (27-28/6/2024).
Dalam monitoring ini, Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas dan Iwan Prasetya Adi mengunjungi Kantor PT Pertamina Gas Negara (PGN) Area Pasuruan wilayah operasi Sales and Operation (SOR) III, peninjauan ke beberapa Metering and Regulating Station (MRS), Regulating Station (RS), serta berdialog langsung dengan masyarakat dan pelanggan kecil yang menggunakan jargas.
Jargas merupakan jaringan pipa yang dibangun dan dioperasikan untuk penyediaan dan pendistribusian gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil. Sejak tahun 2018, Pemerintah membangun jargas di berbagai Kota dan Kabupaten yang dekat dengan sumber gas atau infrastruktur pipa gas, serta terdapat potensi pasar pengguna. Selain itu, PT PGN juga membangun jargas mandiri melalui Program Sayang Ibu (PSI).
“Alhamdulillah dari kunjungan ke Kota dan Kabupaten Pasuruan ini, kita bisa pastikan penyaluran gas bumi melalui jaringan pipa untuk rumah tangga berjalan aman dan lancar. Tidak ada gangguan apapun, termasuk volume pasokan gas. Pelanggan merasa aman, nyaman dan terbantu dengan adanya jargas ini,” papar Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas di sela-sela kunjungan kerja.
Wahyudi menambahkan, masyarakat senang menggunakan jargas karena harganya yang lebih murah jika dibandingkan Liquefied Petroleum Gas (LPG), tidak merepotkan karena tersedia 24 jam, lebih bersih, dan ramah lingkungan.
Mengingat animo masyarakat terhadap jargas cukup tinggi, BPH Migas berharap PT PGN dapat meningkatkan pemanfaatan infrastruktur jargas yang sudah ada dengan menambah pelanggan baru.
“Supaya jaringan pipa yang dibangun dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ini bisa ditingkatkan utilisasinya dengan menambah pelanggan baru dan melayani sektor-sektor kecil dan rumah tangga agar lebih optimal,” ujar Wahyudi seraya menambahkan, peningkatan investasi jargas dapat meringankan beban negara terkait subsidi energi.
Sementara, Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi meminta PT PGN selaku pengelola jargas di wilayah Pasuruan, meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat agar menjaga fasilitas dari negara ini dengan baik.
“Jargas ini dibangun dengan uang negara. Kami berharap agar aset ini dipelihara dengan baik agar bisa berfungsi secara optimal. Apabila terjadi gangguan, agar segera melaporkan ke petugas di nomor telepon yang telah diinfokan ke masyarakat setempat,” katanya.
Sosialisasi terkait jargas juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar tertib membayar biaya pemakaiannya tiap bulan. “Ada beberapa anggota masyarakat yang lalai membayar biaya pemakaian jargas sehingga terpaksa dilakukan pemutusan penggunaannya dan setelah terlunasi dapat menggunakan jargas kembali. Oleh karena itu, sosialisasi ini sangat penting untuk mengingatkan kembali masyarakat mengenai hak dan kewajibannya secara jelas,” imbuh Iwan.
Sedangkan Area Head Pasuruan PT PGN Heri Frastiono mengungkapkan, jargas di wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan mendapat sambutan baik dari masyarakat karena murah dan praktis. Mengenai keamanan aset, pihaknya akan meningkatkan sosialisasi agar tercipta kesadaran masyarakat turut menjaga aset negara tersebut.
Manfaat Jargas bagi Masyarakat
Dalam monitoring ke lapangan, masyarakat di Pasuruan mengaku mendapatkan keuntungan menggunakan jargas. Seperti yang diungkapkan Sugeng, Ketua RW 07 Kelurahan Trajeng, Kota Pasuruan. Menurut pria 55 tahun ini, selama sekitar 4 tahun menggunakan jargas, tidak pernah ada keluhan dari warganya. Sebaliknya, masyarakat merasa senang karena harganya lebih murah dibandingkan LPG, serta tidak perlu repot karena tersedia 24 jam.
“Selama pakai jargas ini, saya rasa warga itu merasa lebih gampang daripada pakai LPG, karena kendalanya kalau tabung itu kadang-kadang carinya itu sulit. Cari sana sini kehabisan. Kalau jargas ini, 24 jam selalu tersedia. Dari segi harga, saya biasanya membayar di bawah Rp100 ribu per bulan. Lebih murah karena kalau pakai LPG 3 kg, sebulan memerlukan 5 tabung atau lebih dari Rp100 ribu,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Anis Sulistiani, warga Kelurahan Trajeng. “Pakai jargas itu enak, tidak repot, karena tidak perlu pergi ke warung-warung kalau LPG habis. Kapanpun mau masak, nggak ada masalah. Pakainya juga gampang. Kalau mau pergi lama, tinggal dimatikan saja kerannya,” ujar Anis yang mengaku setiap bulan membayar biaya pemakaian jargas Rp70-80 ribu rupiah.
Suparmi (48), warga Kelurahan Gading Rejo, Kabupaten Pasuruan, sangat bersyukur mendapatkan fasilitas ini karena setiap bulan, dirinya hanya perlu membayar sekitar Rp60 ribu. “Dulu pakai LPG 3 kg bisa habis 4 tabung per bulannya. Yang susah itu kalau lagi masak, tiba-tiba LPG habis. Terpaksa harus cari dulu, jadi repot,” akunya.
Manfaat jargas juga dirasakan pelanggan kecil, seperti Fong Fong Catering di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, yang telah 5 tahun berlangganan jargas. Setiap bulannya katering ini membayar biaya pemakaian sekitar Rp3,5 juta atau lebih hemat 40% dibanding menggunakan LPG yang dapat mencapai sekitar Rp8 juta per bulan.