Jakarta — Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng didampingi sejumlah Anggota Komite, diantaranya Fahmi Harsandono, Sumihar Panjitan, Saryono Hadwidjoyo, Ibrahim Hasyim dan Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) BPH Migas Hendry Ahmad menerima kunjungan kerja Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti Poerwadi beserta jajaran.
Kunjungan yang dilakukan pada Jum’at (16/09/2016) adalah dalam rangka audiensi terkait program pembangunan Solar Packed untuk Dealer Nelayan (SPDN) di daerah-daerah pesisir dan pulau-pulau terpencil.
“Syarat utama untuk nelayan supaya bisa melaut adalah BBM. Modelnya apa saja silahkan. Berbagai masukan dari beberapa daerah berbeda, tergantung kontur laut juga alurnya. Kalau misalkan laut-laut dalam seperti di Morotai penggunaan Premium akan lebih banyak dibanding Solar. Performa dari mesin menentukan mereka itu akhirnya cocoknya dimana,” pungkas Brahmantya.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengungkapkan pihaknya mendukung apa yang direncanakan oleh Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP yang akan melakukan pembangunan SPDN untuk daerah-daerah pesisir dan pulau-pulau terkecil.
“Kita juga sudah punya program yang disebut Sub Penyalur. Namun ini memang harus ada peran dari pemda dalam rangka harga. Namun yang lebih penting disparitasnya tidak terlalu tinggi,” Ujar Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng.
Ditambahkan Brahmantya, focus pembangunan SPDN saat ini dilakukan pada titik-titik yang memang belum ada atau tidak berminat APMS atau lainya. Menurutnya, terkait dengan BBM yang terpenting adalah ketersediaan, bukan harga.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur SPDN, Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim mengungkapkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama menurut Ibrahim adalah mengenai penetapan lokasi.
Lokasi ini terlebih dahulu harus diperhatikan apakah apakah disitu sudah siap infrastruktur. “Jangan dibuat di satu lokasi tapi tahu tahu mobil tangki pengngkut BBM-nya tidak bisa lewat. lokasi penetapan tempat pembangunan SPDN itu harus memang dipinggir laut arah ke muara, jadi kapal itu datang ngisinya bisa langsung menggunakan selang,” ujar Ibrahim.