Tangerang Selatan – BPH Migas menggelar Sosialisasi Tugas, Fungsi, dan Capaian Kinerja BPH Migas Tahun Anggaran 2020 yang bertempat di Remaja Kuring, Serpong, Tengerang Selatan, Banten. (13/10/2020)
Hadir sebagai narasumber Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa, Sekretaris BPH Migas Bambang Utoro, & SBM PT Pertamina (Persero) MOR III Triasa Ramadhani.
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dalam sambutannya menyampaikan bahwa peran BPH Migas sangat strategis dalam pengaturan dan pengawasan ketersediaan BBM diseluruh Indonesia, Oleh karena itu sampai dengan saat ini keberadaan BPH Migas tetap dipertahankan. Hal ini tidak lepas dari dukungan Anggota Komisi VII DPR RI.
Lebih lanjut Ifan, sapaan untuk M Fanshurullah Asa agar BPH Migas lebih mandiri dalam mengelola anggaran. “Untuk diketahui, PNBP BPH Migas ada 1,3T pertahun yang berasal dari iuran Badan Usaha, hanya terpakai 250 M untuk operasional, sehingga masih banyak dana yang bisa dimaksimalkan penggunaannya,” ujar Kepala BPH Migas Ifan.
Salah satunya diharapakan iuran dari Badan usaha dapat digunakan untuk membangun mini SPBU seperti Pertashop. Menurutnya di Propinsi Banten Pertashop baru ada 40 an, dan mini SPBU (mikrosite) Exxon Mobile sudah adah lebih dari 100. Harapannya mini SPBU makin bertambah, selain untuk menjamin ketersediaan BBM didaerah yang jauh dari SPBU juga dapat meningkat perekonomian sekitar.
Selain itu ada juga Sub Penyalur yang menjual JBT solar dan JBKP premium. Keberadaan Pertashop dan Sub Penyalur sangat diperlukan untuk menggeser keberadaan Pertamini yang sesungguhnya tidak resmi dan menetapkan harga tidak standar. Selain itu ditambahkan, Banten juga dilewati jaringan pipa, maka Banten juga layak untuk menggunakan Jargas, baik untuk industri maupun rumah tangga, dan BPH Migas menetapkan harga selalu lebih murah daripada LPG 3kg.
Anggota Komisi VII DPR RI, DR. Mulyanto, M.Eng, menyampaikan apresiasi terhadap prestasi BPH Migas periode ini dipimpin Pak Ifan yang selain peserta terbaik Lemhanas angkatannya, mantan DPR RI, juga sebelumnya Wakil Kepala BPH Migas, jadi kemampuan dan pengalaman sangat lengkap. Mulyanto berharap peserta sosialisasi dapat memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi terkait dengan BBM.
Bambang Utoro, Sekretaris Komite BPH Migas dalam paparannya mengemukakan BPH Migas merupakan lembaga pemerintah yang dibentuk untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan pendistribusian BBM dan jaringan Gas Bumi sesuai UU 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
“Kami (BPH Migas) senantiasa memastikan agar BBM untuk menunjang kegiatan setiap daerah, dan harapannya kuota yang diberikan oleh BPH Migas dapat tercukupi” Jelasnya.
Ditambahkan, BPH Migas selalu menjaga pendistribusian BBM khususnya JBT ke seluruh wilayah di Indonesia terjamin sekarang sedang ikhtiar dimaksimalkan penerapan IT Nozzle di setiap SPBU, karena BPH Migas memerlukan data akurat guna memverifikasi kebutuhan BBM secara nasional. Bambang Utoro juga menjelaskan bahwa kewenangan BPH Migas terkait gas, adalah yang melalui jaringan pipa, tidak termasuk yang gas tabung.
Untuk penagturan dannpengawasan dibidnag gas bumi BPH Migas punya kewenangan menetapkan toll fee (tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa), pengusahaan pipa tarnsmisi dan distribusi, dan menetapkan harga jual gas untuk rumah tangga dan pelanggan kecil. Hingga saat ini BPH Migas telah menetapakan harga jual gas pada jaringan gas di 52 Kabupaten/Kota dengan harga dibawah harga pasar gas elpiji 3 kg dan 12 kg.
SBM Banten I (Tangerang dan Tangsel) Triasa Ramadhani menjelaskan, MOR III membawahi 1500 SPBU, 195 SPBE, h1318 agen LPG 3 kg , 33786 Pangkalan. HET elpiji 3 kg 16 rb, untuk pangkalan resmi, ada identitas papan warna hijau. Ditambahkan, di Provinsi Banten ada 248 SPBU, 11 Pertashop yg sdh operasi, 199 agen LPG, 5026 pangkalan. “Pertamina MOR III th ini sudah menyalurkan solar sebanyak 1,03 juta KL premium dan juga 1,6 juta metrik ton LPG. Mulai Maret sd sekarang untuk BBM di provinsi Banten turun 10 sd 15 %, sedangkan LPG mengalami kenaikan.” Jelas Triasa. Untuk informasi terkait bisnis Pertamina menurutnya bisa dilihat di website, termasuk juga jika ingin bermitra usaha dengan Pertamina, persyaratan ada disitu.
Pada sesi tanya jawab, peserta sangat antusias, penuh semangat. Meski masih era pandemi, tetapi protokol kesehatan tetap dijaga selama berlangsungnya kegiatan.