Jakarta – Kontruksi pembangunan pipa gas Arun – Belawan yang dikerjakan PT Pertamina Gas akan segera selesai pada Oktober 2014. Itu artinya tidak lama lagi infrastruktur ini akan segera beroperasi. Lantas apa saja manfaat dengan beroperasinya LNG receiving terminal ini?
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng mengungkapkan, LNG Arun yang sebelumnya adalah LNG plant dan sekarang dikonversi menjadi LNG receiving terminal sangat baik sekali. “Dengan menjadi receiving terminal ini baik sekali, namun banyak orang yang tidak memanfaatkan teknologi dingin ini,” kata Andy di ruang kerjanya, Senin (28/9/2014).
Padahal lanjut Andy, sebelum gas LNG menjadi gas yang dialirkan melalui pipa kemudian dimanfaatkan oleh industri sebagai bahan bakar, dinginnya LNG harus bisa dimanfaatkan karena dapat mencipatakan multiplier effectterhadap industri yang ada di wilayah tersebut.
Menurutnya, LNG dari suhu minus 160°C untuk menuju 0°C yang dapat dimanfaatkan melalui pipa gas, banyak tahapan-tahapan yang bisa dimanfaatkan, seperti industri pembuatan nitrogen, gas, ataupun industri-industri lain yang memanfaatkan teknologi dingin. Setelah itu, tutur Andy, gas bisa dimanfaatkan sebagai feedstocks pupuk, industri, bahan bakar transportasi, rumah tangga dan atau bahan bakar untuk menggerakan power plant.
“Jadi banyak sekali manfaat dari terbangunnya LNG receiving terminal di arun ini,” katanya.
Andy menambahkan, dibeberapa negara LNG sudah dimanfatkan untuk transportasi langsung dari LNG-nya dengan minus 160°C tersebut. Terlebih sekarang sudah ada teknologi untuk dispencernya.
LNG receiving terminal juga bisa gunakan sebagai tempat untuk menampung apabila ada supply dari Tangguh, Badak, Bontang. “Selama ini LNG hanya diekspor karena pada waktu itu belum tesedia infrastruktur. Adanya pembangunan receiving terminal tentunya akan dapat berkontribusi dalam pemenuhan supply gas kedepan. Sebagai energi yang bersih pemanfaatan gas bumi dalam negeri harus di tingkatkan,” jelasnya.
Lebih jauh lagi Andy menguraikan, bahwa LNG receiving terminal di arun tidak hanya baik untuk Indonesia, tapi juga pemerintah setempat karena dengan LNG itu ada multiplier effect yang dapat diciptakan. “LNG itu merupakan bagian dari gas alam yang dimanfaatkan melalui proses pendinginan sehingga volumenya 600 kali lebih kecil dari pada volume dalam bentuk gas dan itu melalui teknologi pendinginan,” jelasnya.
Menurutnya, dengan adanya pendinginan sayang sekali dari minus 160°C dengan volume 600 kali lebih kecil kemudian langsung kita regasifikasi begitu saja. “Di Jepang, dinginya itu dimanfaatkan dari minus 160°C menjadi minus 140°C itu dimanfaatkan untuk menghancurkan sampah-sampah seperti ban, scrap metal itu dengan dinginya LNG. Sampai pada gilirianya minusnya mencapai 10°C – 0°C dimafaatkan sebagai cold storage jadi industri penyimpanan dingin seperti perikanan dan pertenakan pemotongan daging. Baru kemudian keluarlah gas. Setelah menjadi gas itu barulah dialirkan melalui kompresor ke pipa,” tutupnya.