Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara (PGN) telah mengidentifikasi ada sebanyak 60 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bisa secara otomatis difungsikan sebagai SPBG jika disambungkan dengan jaringan pipa PGN karena hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari SPBU tersebut.
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso, mengungkapkan ini bisa menjadi peluang bagi para pengusaha karena kedepan dibutuhkan sekali public privat partnership terutama antara BUMN dengan para pengusaha.
“Kami butuh banyak mitra untuk pengembangan SPBG. Kami sudah menjalin kerjasama dengan Pemda DKI untuk menjadikan public transport di Jakarta yang berbasis gas. Nantinya seluruh angkutan umum akan diwajibkan memakai dua tanki (gas dan BBM) sehingga bisa memanfaatkan bahan bakar gas. Yang menolak ijinnya akan dicabut,” katanya saat menjadi pembicara dalam acara workshop kemandirian energi di hotel Sahid, Jakarta, Rabu (10/9).
Ia menambahkan pengusaha tidak perlu khawatir karena sudah ada komitmen pasokan gas dari pemerintah dengan harga yang sangat menarik. “Kalau sekarang harganya masih harga promosi kepada badan usaha sebesar Rp 3.100, nantinya diharapkan tidak akan lebih mahal dari sekitar Rp. 5.000,” pungkasnsya.
Sehingga, lanjut Hendi manakala rencana kenaikan harga atau penghilangan subsidi BBM terjadi, otomatis masyarakat akan mempunyai produk substitusi yang lebih murah, lebih ramah lingkungan, lebih loyal dan nasionalis terhadap produk yang dimiliki sendiri di perut bumi Indonesia, tidak tergantung impor, tidak pusing mikirin besarnya cadangan BBM dan berapa besar kilang yang harus dibangun dengan budget sekian triliun rupiah.