Jakarta — Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kurtubi meminta supaya frekuensi kebijakan harga BBM tidak dilakukan terlalu cepat. Hal tersebut dikemukan saat rapat kerja dengan Menteri ESDM, Senin (30/03/2015) di Senayan, Jakarta.
“Sangat berbahaya sekali kalau penetapan harga BBM yang ditetapkan pemerintah ini frekuesninya terlalu cepat, terlalu sering, karena kenaikan harga BBM itu sifatnya secara ekonomi itu asimetrik,” katanya.
Menurutnya lebih baik menganut rezim pricing policy yang stabil atau setahun sekali dengan penentuan harga BBM persis seperti yang ada sekarang. Harga crude yang dipakai harga crude asumsi APBN dan kurs dolar yang dipakai juga kurs dolar di APBN.
“Kalau ini disepakati maka harga BBM sepanjang satu tahun satu kali saja. Saya sepakat subsidi harus dikurangi bahkan dihilangkan. Kalau ada perubahan harga yang signifikan bolehlah 6 bulan sekali,” pungka Kurtubi.
Hal senada juga diungkapkan Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Dito ganinduto. Menurutnya kenaikan harga BBM mungkin bisa di perhatikan lagi. “Kalau bisa jangan 1 bulan sekali supaya tidak terjadi gejolak harga,” pungkasnya.