Jakarta – Indonesia memang pernah menjadi salah satu negara yang kaya akan minyak bumi. Bahkan pernah menjadi anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), karena waktu itu produksi minyak begitu besar.
Kini Indonesia telah keluar dari keanggotaan OPEC, karena untuk bisa mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri harus melakukan impor. Produksi migas yang terus menurun sementara konsumsi terus meningkat membuat ekspor terhadap BBM ini tidak bisa lagi dihindari.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng mengungkapkan bila dibandingkan dengan jumlah populasi saat ini, kekayaan migas sudah cukup kecil. Oleh karena Ia menghibambau supaya tidak lagi bersandar pada migas.
Menurut Andy, saat ini antara produksi dan konsumsi migas di Indonesia sudah jauh berbanding terbalik. Sebelumnya sekitar tahun 60-an jumlah produksi migas Indonesia begitu besar sementara konsumsinya lebih kecil.
Begitu besarnya produksi migas saat itu, pesawat dari Amerika, Singapura yang mendarat di Kemayoran pada tahun itu pun bisa diberikan BBM subsidi. Sekarang sudah tidak mungkin lagi karena konsumsi sudah dua kali lipat dari pada produksi.
“Oleh karena itu kedepan indusri migas harus betul-betul dikelola dengan baik dan jangan lagi menstigmatisasi bahwa Indonesia kaya minyak,” kata Andy beberapa waktu lalu.