JAKARTA. Kapasitas produksi kilang minyak Indonesia hanya sekitar 820.000 barel per hari. Padahal kebutuhan mencapai 1.5 juta kl. Oleh karena itu Indonesia harus memiliki kilang baru.
Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (29/01/2014) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik saat ini belum ada tambahan kilang. Indonesia hanya punya kilang eks tahun 1971 jaman Soeharto.
“Pembangunan Kilang itu harus jadi. Kalau memang anggaranya bisa dari APBN, ya APBN kan. Kalau APBN tidak bisa di swastakan tapi diberi kemudahan dan insentif karena untungnya tipis sekali,” kata Jero.
Jero, yang sudah sangat keras memperjuangkan pembangunan kilang, menuturkan bahwa membangun kilang berpikirnya seperti membeli kapal perang, pesawat tempur dan tank. Kalau habis membeli 100 triliun untuk pesawat tempur untuk menjaga NKRI atau kedaulatan negara, tapi setelah 5 tahun kita tidak perang tidak rugi karena untuk menjaga negara.
“Jadi kilang cara berpikirnya seperti itu. Invest Rp 100 triliun bikin kilang jangan melihat untungnya karena untuk menjaga negeri. Kalau terjadi apa-apa di Timur Tengah, kacau kita disini. Saya ingin sebelum kabinet ini selesai proposalnya sudah diteken biar nanti tinggal jalan,” tutur Jero.
Terkait dengan ini, Komisi VII mendukung rencana Pemerintah untuk segera mungkin membangun kilang minyak. “Komisi VII DPRI RI mendukung rencana pemerintah, melalui Kementerian ESDM untuk membangun kilang minyak sesegera mungkin dengan memberikan insentif-insentif yang diperlukan,” ujar Ketua Komisi VII DPR RI, Sutan Bhatoegana, saat membacakan kesimpulan rapat.