BANDUNG. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo, Rabu (16/04/2013) memimpin rapat penyempurnaan neraca gas Indonesia 2013-2030, di Bandung, Jawa Barat. Tujuan pertemuan ketiga penyempurnaan nerasa gas ini adalah untuk menyiapkan kebijakan gas nasional.
“Tentu kebijakan yang berpihak pada negara dan nasional. Kewajiban negara itu menyediakan energi termasuk gas. Ini tugas negara sehingga kegiatan ekonomi bisa tumbuh, dan yang terpenting kebutuhan energi untuk seluruh rakyat itu terpenuhi. Tida boleh ada disparitas, tidak boleh ada pilih kasih. Semuanya harus dapat secara fair dan sebagainya yang memerlukan kerja kita bersama,” kata Susilo.
Terkait penyempurnaan neraca gas ini, ada 5 hal utama yang dibahas, dan akan menjadi pondasi penentuan kebijakan gas ini. Pertama mengenai suplai gas, demand, infrastruktur, peraturan dan kebijakan harga.
Mengenai suplai gas, menurut Wamen, akan dipaparkan daerah-daerah yang memiliki sumber gas, baik yang konvensional yang makin lama makin turun because of decline maupun sumber-sumber gas yang non konvensional. Kedua, demand atau kebutuhan ini harus dipetakan dengan benar, baik untuk transportasi, industri, pupuk, PLN dan sebagainya.
Selanjutnya untuk menghubungkan antara suplai dan demand harus ada infrastruktur. Berapa pipa transmisi yang harus dibangun, dimana dan berapa inci masing masing region, jaringan gas, apartemen atau kebutuhan apapun untuk mensuplai kebutuhan gas industri seperti pupuk PLN harus bisa disuplai.
Keempat, yang tidak kalah pentingnya dan tidak akan bisa berjalan tanpa kita merubah atau menyediakan peraturan-peraturan yang harus dibuat. Peraturan itu harus dirubah, Permen 19 tahun 2009 juga harus disesuaikan. Terakhir supaya semua mendapatkan gas dengan harga yang pas maka harus ada pricing policy strategy. Nanti ada semacam bulog gas yang membeli gas dari mana mana untuk menyediakan para konsumen.
Hadir dalam acara tersebut para pejabat eselon I di lingkungan Kementerian ESDM, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fahmi Harsandono, A. Qoyum Tjandranegara, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Hendra Fadly, Direktur Gas Bumi BPH Migas Umi Asngadah, Direktur PGN Hendy Prio Santoso, SKK Migas, dan pejabat terkait lainya.