Gas bumi merupakan energi bersih serta ramah lingkungan. Gas bumi juga dapat menjadi energi andalan dalam menopang transisi energi. Untuk itu, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus mendorong upaya peningkatan pemanfaatan gas bumi di tanah air, salah satunya jaringan gas bumi atau Jargas.
Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas menyampaikan, BPH Migas aktif melakukan pemantauan pengembangan jargas, seperti di Kota Batam, Kepulauan Riau. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi jargas eksisting dan pengembangan infrastruktur di wilayah Batam.
“Agar senantiasa saling berkoordinasi serta mendapatkan solusi atas tantangan yang ada,” terang Wahyudi ditemui di kantor Pertamina Gas Negara (PGN) Sales and Operation Region (SOR) I di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (16/5/24).
Wahyudi melanjutkan, gas bumi dapat menjadi penopang transisi energi karena termasuk dalam energi bersih yang ramah lingkungan. “Ini sebagai upaya Pemerintah dalam peningkatan pemanfaatan gas bumi, khususnya di Kota Batam, termasuk dimanfaatkan untuk pembangkit listrik,” ujarnya.
Di samping itu, Wahyudi mengungkapkan, Kawasan Industri Panbil di Kecamatan Sei Beduk, Batam juga telah terintegrasi dan menggunakan gas bumi untuk operasional industri serta komersial yang ada di area tersebut. Pertumbuhan konsumen pengguna di wilayah Batam juga mengalami peningkatan sekitar 15% per tahun.
“Di Kawasan Industri Panbil contohnya, gas bumi dimanfaatkan untuk pelayanan hotel, usaha laundry, serta usaha komersial kategori restoran dan rumah makan. (Gas bumi) lebih efisien dan ramah lingkungan. Ini nilai tambahnya,” jelas Wahyudi saat berada di kantor Panbil Utilitas Sentosa.
Untuk sumber gas di Kota Batam, dipasok dari Medco E&P Grissik Ltd (MEPG), PHE Jambi Merang, dan PetroChina Jabung yang disalurkan melalui pipa transmisi PT. Transportasi Gas Indonesia.
“Sangat penting kehadiran gas bumi untuk mewujudkan pengembangan para investor sektor komersial dan industri, UMKM, restoran, serta rumah tangga dan pelanggan kecil. Mengingat Batam menjadi destinasi kunjungan wisatawan negara tetangga pada saat akhir pekan,” tambahnya.
Wahyudi menyampaikan bahwa konsumsi gas bumi di Batam juga dimanfaatkan untuk program ketenagalistrikan di PLN Batam dan Pembangkitan di kawasan industri yang tersebar di Batam. Lanjutnya, Batam sebagai klaster distribusi yang tertutup dan terus berkembang mendukung program Pemerintah dalam rangka peningkatan pemanfaatan gas bumi dalam negeri dan transisi energi di Indonesia.
“BPH Migas mendukung pengembangan pelayanan gas bumi untuk wilayah Batam untuk Jargas rumah tangga, pelayanan pada sektor UMKM, restoran, perhotelan, serta investor industri-industri baru,” pungkasnya.
Direktur Gas Bumi BPH Migas Soerjaningsih mengungkapkan, kunjungan ini juga dalam rangka mendukung terealisasinya Proyek Strategis Nasional terkait pembangunan jaringan gas rumah tangga di Batam oleh PGN.
“BPH Migas tentunya akan terus memonitor dan mendukung program PGN membangun Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga di wilayah Batam dengan target 250 ribu sambungan Rumah Tangga hingga Tahun 2027. Hal ini diperkirakan dapat menghemat penggunaan LPG sebanyak 25 ribu MT setahun,” terangnya.
Division Head City Gas Sales & Customer Management PGN Ade Firman Hayatul Kalam menyampaikan, jargas di Kota Batam terbagi dalam dua seksi. Pertama, di utara, yaitu wilayah Batam Center dan kedua, di selatan, yaitu wilayah Batu Aji dan Lubuk Baja. Saat ini, komposisi jumlah pelanggan area Batam adalah 6 pelanggan pembangkit listrik, 101 pelanggan komersial industri, serta 73 pelanggan kecil. Sementara untuk rumah tangga, terdiri dari 3.822 pelanggan Jargas APBN, serta 1.921 pelanggan Program PGN Sayang Ibu (PSI).
Kunjungi SPBG dan Masyarakat Pengguna Jargas
Dalam kunjungan di Kota Batam, BPH Migas juga terjun ke lapangan untuk melihat secara langsung pengelolaan gas bumi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan masyarakat pengguna Jargas. Ditemui di SPBG Batam Center, dengan operator SPBG PT Gagas Energi – PT PGN Group, Jumat (17/5/24), Wahyudi menjelaskan bahwa peninjauan ke SPBG ini untuk melihat operasional SPBG yang melayani kendaaraan, industri, dan komersial.
“SPBG di Batam Center ini melayani pengisian Bahan Bakar Gas (BBG) bagi kendaaraan umum (taksi), kendaraan dinas, dan kendaraan niaga umum lainnya. Rata-rata melayani sekitar 200 kendaraan per hari. Semua berjalan lancar dan optimal. Sukses untuk pelayanan BBG di kota Batam,” ucapnya.
Di SPBG, Wahyudi juga berdiskusi dengan pengendara taksi yang menggunakan BBG. Dari hasil diskusi, didapati bahwa terjadi penghematan saat taksi beroperasi sehari penuh menggunakan BBG, di mana saat menggunakan BBG mengeluarkan sekitar Rp55 ribu hingga Rp65 ribu. Sedangkan jika menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai Rp150 ribu.
“Alhamdulillah, para pengemudi taksi di Batam merasakan manfaat dari penghematan biaya pembelian BBM. Tentunya menambah uang yang dibawa pulang hingga ratusan ribu rupiah per hari,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengapresiasi pengguna BBG untuk transportasi umum, seperti taksi. Menurutnya, hal ini patut dicontoh karena sudah terbukti memberikan efisiensi secara ekonomi bagi pengendara.
“Ini sangat bagus dan perlu disampaikan kepada pengemudi (taksi) yang lain. Dengan menggunakan BBG dapat menghemat pembelian bahan bakar sehari-hari,” urainya.
Setelah itu, Saleh bersama Wahyudi juga mengunjungi masyarakat pengguna Jargas di Kecamatan Batu Aji, Batam. Saleh meminta agar masyarakat selalu menjaga aspek keselamatan saat menggunakan Jargas.
“Terus waspada dan tingkatkan sisi keamanan saat memasak ketika menggunakan Jargas. PGN akan selalu membantu mengawasi jaringan gasnya,” pungkas Saleh.
Kegiatan ini juga dihadiri Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi, Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman, dan General Manager SOR I PGN Andi Sangga Prasetia.