Posko Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H resmi ditutup, Jumat (11/4/2025). Selama periode Posko yang berlangsung selama 26 hari sejak 17 Maret hingga 11 April 2025, pasokan energi, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), gas bumi, listrik, serta antisipasi bencana geologi berjalan aman, lancar dan terkendali.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mewakili Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan, Posko Nasional Sektor ESDM sangat strategis dalam memastikan kelancaran pasokan energi nasional, terutama dalam mendukung arus mudik dan balik Lebaran yang melibatkan mobilitas jutaan masyarakat.
Tantangan utama dalam periode Hari Raya Idul Fitri meliputi ketersediaan dan distribusi BBM serta LPG, khususnya di jalur-jalur utama mudik dan daerah tujuan wisata. Selain itu, keandalan pasokan listrik, terutama di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemukiman penduduk, serta kebencanaan terkait geologi. Juga koordinasi lintas sektor, termasuk dengan Kementerian Perhubungan, Kepolisian, serta badan usaha sektor energi untuk memastikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Menteri ESDM mengapresiasi BPH Migas selaku Ketua Posko Nasional Sektor ESDM bersama seluruh jajaran sektor energi terkait. Posko ini bukan hanya sekadar pusat pengendalian, tetapi juga wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam menjamin ketersediaan energi bagi masyarakat selama Hari Raya Idul Fitri.
“Saya sangat bersyukur bahwa rangkaian kegiatan Posko Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2025 telah berhasil kita lalui dengan aman, lancar, dan terkendali,” ujar Dadan.
Kelancaran kegiatan ini tidak lepas dari upaya maksimal anggota Posko yang diketuai Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), dibantu oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, dan Kepala Badan Geologi. Posko juga melibatkan stakeholder baik internal maupun eksternal sektor ESDM, yang meliputi Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kementerian Perhubungan, Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pengatur Jalan Tol, serta Badan Usaha di bidang minyak dan gas bumi.
Kondisi yang aman, lancar dan terkendali tersebut, dibuktikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat melakukan kunjungan lapangan ke Baubau di Sulawesi Tenggara, Cilegon di Banten, Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Batang di Jawa Tengah, Medan di Sumatera Utara, Surabaya di Jawa Timur, dan Ambon di Maluku. Sementara, Wakil Menteri ESDM Yuliot melakukan kunjungan ke Pontianak di Kalimantan Barat, Padang di Sumatera Barat, dan Cirebon di Jawa Barat.
“Kunjungan bertujuan untuk memastikan ketersediaan BBM, LPG, gas bumi, dan keandalan pasokan listrik, yang Alhamdulillah semuanya dapat dikendalikan dengan baik. Termasuk juga kesiapan untuk antisipasi bencana oleh Badan Geologi telah dilakukan dengan baik. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh stakeholder yang telah bekerja sama dengan baik dalam mengamankan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2025 ini,” ucap Dadan.
Di tempat yang sama, Kepala BPH Migas sekaligus Ketua Posko Nasional sektor ESDM Erika Retnowati mengungkapkan, seluruh keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan Posko Nasional dapat terwujud karena adanya semangat kolaborasi dan sinergitas antar instansi.
“Saling bahu membahu dan berkoordinasi dengan baik dalam merespon setiap isu yang muncul. Kami berharap semangat ini dapat terus terjaga untuk menghadapi tantangan penyediaan energi di waktu yang akan datang,” tuturnya.
Pelaksanaan Posko ini bertempat di Gedung BPH Migas. Secara umum, selama periode Posko, kondisi penyediaan dan distribusi energi berjalan dengan baik.
“Seluruh aktivitas kebencanaan geologi seperti gunungapi, gerakan tanah, gempa bumi yang terjadi tidak berdampak terhadap kondisi pasokan maupun kelancaran penyaluran energi, baik di sektor BBM, LPG, gas bumi, maupun ketenagalistrikan,” terangnya.
Direktur BBM BPH Migas Sentot Harijadi BTP melaporkan, untuk memastikan ketersediaan pasokan BBM selama masa Posko, BPH Migas dan Pertamina telah menyiagakan 125 Terminal BBM, 7.746 SPBU, dan 70 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU). Serta menyiagakan fasilitas tambahan di wilayah-wilayah dengan permintaan atau demand yang tinggi.
“Kondisi ketahanan stok BBM aman, baik Gasoline, Gasoil, Kerosene maupun Avtur, dengan ketahanan stok berhasil terjaga pada kisaran 19-21 hari,” katanya.
Adapun hasil pelaksanaan Posko, sebagai berikut:
1. BBM
• Peningkatan konsumsi harian BBM selama Hari Raya Idul Fitri dibandingkan kondisi penyaluran normal paling signifikan terlihat pada jenis Gasoline dengan kenaikan sebesar 7%, sedangkan Gasoil turun sebesar 19%.
• Penyaluran BBM pada periode Posko Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H Tahun 2025 dibandingkan dengan Posko Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H Tahun 2024 secara umum mengalami penurunan, dengan rincian untuk penyaluran Gasoline mengalami penurunan sebesar 6,0%, Avtur mengalami penurunan sebesar 4,0%, dan kerosene mengalami penurunan 9,0%. Sementara untuk penyaluran Gasoil mengalami kenaikan sebesar 11%.
• Penyaluran BBM tertinggi secara nasional pada produk Gasoline untuk arus mudik terjadi pada tanggal 29 Maret 2025 dengan kenaikan 25,68% dari penyaluran normal, sedangkan untuk arus balik terjadi pada tanggal 5 April 2025 dengan kenaikan 19,17% dari penyaluran normal.
• Penyaluran BBM tertinggi pada produk Avtur untuk arus mudik terjadi pada tanggal 28 Maret 2025 dengan kenaikan 11,96% dari penyaluran normal dan untuk arus balik terjadi pada tanggal 7 April 2025 dengan kenaikan 14,41% dari penyaluran normal.
2. LPG
• Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas dan Pertamina telah menyiagakan 40 Terminal LPG, 731 SP(P)BE, dan 6.517 Agen LPG. Ketahanan stok LPG nasional terpantau dalam kondisi aman, dengan ketahanan stok LPG berhasil terjaga pada kisaran 12 – 15 hari.
• Realisasi penyaluran LPG pada periode Posko Nasional tahun 2025 ini mengalami peningkatan secara rata-rata sebesar 5,4% dari penyaluran LPG pada periode yang sama di tahun 2024.
• Penyaluran LPG tertinggi terjadi pada tanggal 24 Maret 2025, yaitu sebesar 31.113 MT atau naik 7,5% dari penyaluran LPG normal sebesar 24.556 MT.
• Ditjen Migas Kementerian ESDM melaksanakan pemantauan volume stok dan realisasi penyaluran LPG harian, serta melakukan pengawasan lapangan untuk memantau kondisi penyediaan dan pendistribusian LPG ke Penyalur dan Sub Penyalur LPG di wilayah Jawa Barat, Kalsel, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil monitoring menunjukkan bahwa kegiatan penyaluran LPG berjalan secara aman dan lancar.
3. Gas Bumi
• Realisasi penyaluran gas bumi selama periode Posko berlangsung kepada lebih dari 5.800 Pelanggan Komersial, Industri dan Pelanggan Kecil, lebih dari 814.000 Pelanggan Rumah Tangga (Jargas) dan Power Plant yang melalui lebih dari 33.000 km jaringan pipa gas, 16 SPBG dan MRU, serta 3 LNG Terminal yang terintegrasi, dapat dipenuhi dengan andal dan aman.
• Selama periode Posko telah dilakukan customer handling sebanyak 466 kasus dengan status 100% terselesaikan.
• Penyaluran gas bumi tertinggi pada tanggal 20 Maret 2025 sebesar 950 BBTUD dan terendah pada tanggal 31 Maret (H-0) sebesar 606 BBTUD, perubahan volume penyaluran gas bumi pada periode Posko tahun ini dimitigasi dengan manajemen linepack untuk optimalisasi penyaluran gas sehingga gas bumi dapat dirasakan oleh masyarakat dengan nyaman dan aman.
• Pelanggan gas bumi untuk sektor Pelanggan Kecil, Komersial, dan Industri naik 13,6% dibandingkan periode tahun 2024. Realisasi volume pengangkutan gas bumi melalui lebih dari 33 ribu km jaringan pipa yang dikelola oleh PGN, Pertagas, Transportasi Gas Indonesia dan Kalimantan Jawa Gas naik 8,3% dibandingkan dengan realisasi pada periode Posko Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2025.
• Realisasi volume niaga gas bumi naik 22,6% dibandingkan dengan prognosa realisasi selama Posko Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2024, namun turun 0,5% dibandingkan realisasi pada saat pelaksanaan Posko Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2024. Hal ini disebabkan oleh perpindahan skema penyaluran gas menjadi metode TUA (Terminal Usage Agreement).
4. Kelistrikan
• Selama periode Posko Nasional berlangsung, sistem ketenagalistrikan nasional dalam kondisi aman dengan beban puncak (BP) tertinggi sebesar 44.639 MW (meningkat 3,6% dari realisasi 2024) dan daya mampu pasok (DMP) sebesar 56.119 MW (meningkat 6,6% dari realisasi 2024) sehingga cadangan daya sebesar 11.480 MW atau 25,72%.
• Penggunaan kendaraan listrik (EV) roda empat untuk mudik secara nasional selama Posko mencapai 19.852 unit atau meningkat 460% dibandingkan periode yang sama di tahun 2024 yang hanya mencapai 4.314 unit, di mana penggunaan EV tertinggi terdapat di DKI Jakarta, sedangkan penggunaan terendah di Bengkulu, Gorontalo dan Maluku Utara.
• Jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) selama periode Siaga Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2025 sejumlah 3.558 unit atau meningkat 274% dibandingkan periode 2024 yang mencapai 1.299 unit, di mana jumlah SPKLU tertinggi terdapat di DKI Jakarta, sedangkan jumlah terendah di Kepulauan Riau.
• Transaksi di SPKLU meningkat 490% (17.192 transaksi pada ruas tol dan 66.596 transaksi pada ruas non tol) dan pertumbuhan charging listrik sebesar 2.029.889 kWh (581%) dibandingkan periode Posko tahun 2024, dengan jumlah transaksi tertinggi terjadi di SPKLU Km. 6 Tol Jakarta – Cikampek (994 kali).
4, Antisipasi bencana geologi
• Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi yang dibentuk oleh Badan Geologi telah bekerja dengan baik dalam memantau dan merespon setiap kejadian bencana yang terjadi dan siaga dalam waktu 24 jam, dan meningkatkan pemantauan gunung api secara cermat di beberapa gunung api aktif.
• Selama periode tanggal 17 Maret hingga 11 April 2025, terjadi kejadian kebencanaan Geologi, antara lain:
a. Gunungapi: 3 Gunungapi berstatus Siaga (Merapi, Ibu, Lewotobi Laki-Laki) dan 22 gunungapi berstatus Waspada (Anak Krakatau, Anak Ranakah, Awu, Banda Api, Bromo, Dempo, Dieng, Dukono, Gamalama, Ili Lewotolok, Iya, Karangetang, Kerinci, Lokon, Marapi, Raung, Rinjani, Ruang, Semeru, Sinabung, Slamet, Soputan).
b. Gerakan Tanah atau Tanah Longsor: Terdapat 53 Kejadian gerakan tanah di 20 Provinsi (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Gorontalo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Bengkulu dan Aceh, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur).
c. Gempabumi: Tercatat 11 Kejadian Gempa Bumi dengan magnitudo bervariasi (5 kejadian dengan magnitudo diatas 5.0, dan 6 kejadian dengan magnitudo dibawah 5.0). Dari 11 kejadian tersebut, 7 Kejadian diantaranya berdampak merusak yaitu di daerah NTB (Kabupaten Bima), Jawa Timur (Jember), Jawa Barat (Sukabumi dan Pangandaran), Sulawesi Tenggara (Kolaka Timur), Sulawesi Utara (Boltim), Sulsel (Luwu Timur), Banten (Lebak).
Hadir dalam kegiatan ini, Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim, Basuki Trikora Putra, Eman Salman Arief, Harya Adityawarman, Iwan Prasetya Adhi, Saleh Abdurrahman, Wahyudi Anas, dan Yapit Sapta Putra. Selain itu, hadir juga Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM Tri Winarno, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM M, Wafid, Sekretaris BPH Migas Patuan Alfon S., Plt. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Mirza Mahendra, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Hilir Migas Mulyono, Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat PT Pertamina Patra Niaga Edward Adolf Kawi, Direktur Distribusi PT PLN Adi Riyanto, perwakilan kementerian terkait dan Badan Usaha di bidang minyak dan gas bumi.