Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung didampingi Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati dan Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim mengunjungi Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) II Dumai di Provinsi Riau, Jumat (27/12/2024). Kilang Dumai merupakan kilang terbesar ketiga di Indonesia, setelah Kilang RU V Balikpapan dan RU IV Cilacap. Wamen ESDM optimis bahan bakar minyak (BBM) yang diproduksi Kilang Dumai mampu memenuhi kebutuhan nasional.
“Kunjungan ke Kilang Pertamina Internasional RU II Dumai ini untuk melihat bagaimana kesiapan memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Jadi, untuk Kilang Dumai kapasitasnya sekitar 170.000 barel per hari, mampu memenuhi kebutuhan sekitar 16% dari total kebutuhan nasional. Selain Kilang Dumai, KPI mengelola 5 kilang lainnya,” papar Yuliot usai melakukan pertemuan dengan Direksi PT KPI dan manajemen Kilang Dumai.
Menurut Yuliot, pola atau sistem yang ada di Kilang Dumai saat ini merupakan yang terbaik, mengingat sumber bahan bakunya berasal dari sekitar Dumai, misalnya dari Lapangan Rokan, serta lapangan migas lainnya di sekitar Riau. Ini sejalan dengan program swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto yaitu mampu memproduksi energi dari dalam negeri.
“Dari sisi swasembada energi, kita mendorong diversifikasi energi, di mana kebutuhan energi dipenuhi dari berbagai sumber energi lain. Kilang Dumai menjadi contoh yang baik karena bahan bakunya berasal dari daerah tersebut,” katanya.
Sementara dari sisi produksi, Kilang Dumai mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri seperti Solar, Pertalite dan Avtur. “Harapan kami dengan melakukan pengecekan di lapangan ini, kita mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi dalam rangka pemenuhan energi secara nasional,” imbuhnya.
Kunjungan kerja ke Kilang Dumai II, juga berkaitan dengan rencana Pemerintah melaksanakan wajib pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (BBM) Biodiesel 40% atau B40 pada tahun 2025.
“Kami mengharapkan seluruh proses pelaksanaan B40 baik ketersediaan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) maupun kesiapan di industri kilang bisa disinkronkan,” terangnya.
Sementara itu mengenai ketersediaan pasokan BBM selama Natal 2024 dan Tahu Baru 2025 (Nataru), Yuliot mengungkapkan dalam kondisi aman. Kebutuhan BBM menyambut Tahun Baru 2025 diperkirakan mengalami peningkatan. Namun demikian, sejumlah upaya antisipasi telah dilakukan agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
“Sudah dilakukan antisipasi keamanan pasokan BBM dalam bentuk ketersediaan bahan baku dan kapasitas pengolahan cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan tahun baru,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengimbau, usai periode Nataru 2024/2025, perlu dilakukan persiapan ketersediaan pasokan BBM menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri (RAFI), di mana kebutuhan BBM juga akan mengalami peningkatan.
“Pada bulan Februari 2025, kita akan memasuki masa RAFI, yaitu bulan Ramadan dan Idul Fitri. Jadi, waktu kita untuk mempersiapkannya sangat sempit. Saya mengingatkan agar kegiatan pemeliharaan kilang dilakukan secara cermat dan jika ada masa pemeliharaan (turn around) agar segera diantisipasi dan tidak mengganggu produksi BBM,” tegasnya.
Sedangkan Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim mengapresiasi kerja sama yang dilakukan oleh seluruh pihak sehingga pasokan BBM selama libur Nataru berjalan baik dan lancar.
“Kesiapan pasokan BBM ini patut kita apresiasi. Besar harapan kami agar pelayanan kepada masyarakat terus menerus ditingkatkan dan menjadi hal yang utama sehingga masyarakat yang memanfaatkan waktunya untuk berusaha dan liburan bersama keluarga bisa berjalan lancar. Semuanya bisa merasakan manfaat energi yang kita sediakan bersama,” ungkapnya.
Direktur Operasi KPI Didik Bahagia menambahkan, menyambut Nataru 2024/2025 Pertamina telah melakukan kesiapan agar kegiatan masyarakat berjalan lancar. Pihaknya juga bersiap menyambut masa RAFI 2025.
“Secara umum infrastruktur kilang dalam kondisi normal. Rata-rata ketersediaan pasokan minyak mentah kita sekitar 17,8 hari dan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional,” pungkasnya.
Kunjungan ke SPBU dan Pembangkit Listrik
Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi Riau, Sabtu (28/12/2024), Wakil Menteri ESDM juga mengunjungi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pekanbaru untuk mengetahui pasokan BBM menjelang tahun baru 2025.
Selain berdiskusi dengan pengelola SPBU, Yuliot juga berkesempatan berdialog dengan masyarakat yang mengisi BBM di SPBU dengan menggunakan QR Code, memastikan teknologi yang dipergunakan untuk pengendalian dan pengawasan agar subsidi tepat sasaran. Masukan dari masyarakat akan menjadi pertimbangan untuk peningkatan sistem digitalisasi dan pelayanan di kemudian hari, tuturnya.
Kunjungan dilanjutkan ke PT PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Sumatera. “Secara keseluruhan pasokan kelistrikan selama libur Hari Raya Natal aman. Sedangkan untuk tahun baru 2025, masyarakat yang ingin berkumpul bersama keluarga maupun bepergian ke tempat wisata tak perlu khawatir karena pasokan listrik aman,” papar Yuliot.
Secara nasional, jelasnya, dari sisi daya mampu dan beban puncak, juga pasokan listrik relatif mencukupi. Untuk wilayah Sumatera, daya mampu mencapai 8,3 Giga Watt (GW). Sedangkan kebutuhan beban puncak 6,8 GW. “Berarti ada cadangan 1,5 Giga Watt. Secara nasional kelistrikan aman, listrik di Sumatera juga aman,” ujarnya.
Turut mendampingi dalam kunjugan ini, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, Staf Khusus Menteri ESDM Azhar Lubis, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad, dan Sekretaris Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari.